Bintangtamu.id – JTBC rilis pernyataan resmi terkait kontroversi yang berkembang pada kdrama “Snowdrop”. Terutama tudingan warganet bahwa film itu mendistorsi sejarah gerakan pro-demokrasi di Korea Selatan.
Dalam pernyataan resmi yang termuat di Bulletin Board tertanggal 21 Desember 2021, JTBC menjelaskan bahwa cerita di balik “Snowdrop” adalah fiksi dan tidak ada hubungannya dengan latar belakang sejarah pada masa itu.
“Kami mengunggah (pernyataan) ini untuk mengungkapkan posisi kami atas kontroversi terbaru seputar “Snowdrop”. Kami mengungkapkan posisi kami karena kontroversi terkait drama ini belum mereda dan terus meningkat yang didasarkan pada informasi yang berbeda dari fakta yang ada,” demikian tulis JTBC.
Perusahaan jaringan televisi berbayar itu juga menjelaskan motif dan latar belakang produksi “Snowdrop” seputar pemilihan Presiden Korsel selama rezim militer.
“Drama ini merupakan kisah fiksi tentang bagaimana rezim bekerja dengan Korea Utara untuk mempertahankan kekuasaan mereka. “Snowdrop” adalah karya kreatif yang menampilkan narasi pribadi dari mereka-mereka yang dimanfaatkan dan dikorbankan oleh para individu yang berkuasa,” lanjut JTBC.
“Tak ada mata-mata yang memimpin gerakan pro-demokrasi di “Snowdrop”. Kisah di mana tokoh protagonis pria dan wanita yang berpartisipasi atau memimpin gerakan demokrasi tidak muncul di episode 1 dan 2. Juga tidak ada di naskah sesudahnya,” JTBC menambahkan.
JTBC menyatakan bahwa kesalahpahaman akan memudar seiring dengan perkembangan cerita di episode-episode selanjutnya.
“Sebagian besar kesalahpahaman akan terkoreksi dalam perkembangan drama terkait tuduhan distorsi sejarah dan penghinaan terhadap gerakan pro-demokrasi,” tulis JTBC.
Di sisi lain JTBC juga menjelaskan tak dapat membeberkan lebih jauh jalan cerita “Snowdrop” karena akan merusak kdrama tersebut. Pihaknya hanya meminta penonton untuk bersabar dan menyaksikan kelanjutan kisahnya episode demi episode.