Bintangtamu.id – Grup rock asal Inggris, Fat Dog, mengumumkan perilisan album debut mereka bertajuk ‘WOOF’ yang akan resmi dirilis pada 6 September 2024.
Menyambut perilisan album debut ‘WOOF’, Fat Dog membagikan salah satu single terbaru mereka dari album tersebut bertajuk ‘Running’.
Mengutip dari nme.com pada Selasa (23/4/2024), ‘Running’ merupakan single terbaru Fat Dog yang dirilis menyusul perilisan single ‘All The Same’ dan ‘King of the Slugs’ yang juga diambil dari album baru mereka ‘WOOF’.
Sementara itu, video musik untuk single terbaru ‘Running’ juga telah dibagikan di kanal YouTube resmi Fat Dog.
Disutradarai oleh Stephen Agnew, video musik untuk lagu ‘Running’ ditampilkan dalam format hitam putih, dan mengisahkan tentang sekte Fat Dog dengan menampilkan sejumlah ritual yang dilaksanakan oleh seorang pemimpin dan para pengikut setia mereka.
Secara khusus, single ‘Running’ mengusung musik yang energetik. Di mana vokal dalam pentolan band Fat Dog, Joe Love dipadukan dengan beat musik yang keras serta synth yang berat sesuai dengan ciri khas dan gaya bermusik Fat Dog.
Lagu ini juga menggabungkan aliran musik punk keras dengan beat musik yang membuatmu ingin menari saat mendengarkannya.
Untuk album debut ‘WOOF’ diproduseri oleh Joe Love bersama dengan James Ford yang sebelumnya juga memproduksi album untuk Arctic Monkeys, Geese, Haim, Gorillaz, Kylie Minouge, dan Declan Mckenna. Serta Jimmy Robertson juga terlibat dalam penggarapannya.
Sebelumnya Fat Dog menyebut Bicep, I.R.O.K, Kamasi Washington, dan grup EDM Rusia, Little Big, sebagai inspirasi.
Di lain sisi album ‘WOOF’ akan berisi 9 buah lagu di antaranya, ‘Vigilante’, ‘Closer to God’, ‘Wither’, ‘Clowns’, ‘King of the Slugs’, ‘All the Same’, ‘I am the King’, ‘Running’, dan ‘And so it Came to Pass’.
Mengenai perilisan album debut ‘WOOF’, vokalis Joe Love menyampaikan bahwa ia ingin membuat musik yang gila karena ia sangat bosan.
“Musik sekarang terdengar sangat biasa dan tidak menantang. Aku tidak menyukai musik yang disanitasi atau disensor. Meskipun album ini telah banyak disensor dibandingkan apa yang ada di pikiranku. Aku pikir album ini terdengar lebih brutal,” ungkap Joe Love.
“Saat ini banyak musik yang besifat perayaan dan orang-orang tidak ikut menari saat mendengarnya. Tetapi, musik kami kebalikannya,” imbuh Chris Hughes.