Bintangtamu.id – Setelah sukses dengan film animasi CGI spektakuler “The Last Stand” (2015), tentang takluknya Gauls oleh Romawi, serta fillm “Building Notre Dame” (2019) dengan setting abad pertengahan, Program33 bakal memproduksi kisah legendaris The Joan of Arc dengan judul “The Joan of Arc’s Case”. Budget yang disiapkan pun tak main-main untuk film tersebut, yakni US$4 juta.
Produser film animasi asal Perancis ini meraup sukses dimana “Notre Dame” mencatat rating tinggi di PBS Amerika Serikat. Rating tak kalah memuaskan juga diraih di Kanada, Jerman dan Belgia.
Di Prancis sendiri, “Notre Dame” disaksikan empat juga penonton saat penayangan perdana, dan lebih dari sepuluh juta penonton saat disiarkan ulang.
Anggaran yang disiapkan untuk pembuatan film “The Joan of Arc’s Case” kurang lebih sama dengan dua film tersebut diatas, yakni sekitar US$4 juta. Produser tentu sudah yakin bahwa film ini akan meraup sukses.
Kisah Joan of Arc sendiri telah menginspirasi banyak kisah film dan drama di televisi maupun layar lebar. Salah satunya adalah film yang diproduksi oleh Luc Besson di tahun 2019.
Program33 bertujuan untuk menawarkan sudut pandang baru pada cerita berdasarkan catatan sejarah proses rehabilitasi dan kanonisasi oleh gereja Katolik, 25 tahun setelah Joan dihukum dengan dibakar hidup-hidup di tiang pancang, pada tahun 1431.
“Selain dimensi epik, kami ingin fokus pada dimensi politik,” jelas Michel Spavone, produser utama Program33.
“Dia membantu Charles VII dengan mengusir Inggris dari Prancis. Rehabilitasinya melibatkan faktor politik yang kompleks antara monarki dan gereja, yang kebanyakan orang tidak menyadarinya,” papar Spavone.
Proyek ini menyentuh nada kontemporer – sebagai pahlawan wanita yang diberdayakan dan mati sebagai martir.
“Dia memiliki tekad dan kecerdasan yang luar biasa. Dia melanggar kebiasaan dan hambatan pada masa itu,” kata Fabrice Coat, pencipta proyek dan direktur eksekutif di Program33 tentang Joan of Arc.
“Dia direhabilitasi, bukan hanya karena Gereja melakukan kesalahan tetapi karena monarki membutuhkan simbol kepentingan geo-politik. Dia membantu Charles VII tetap di atas takhta, jadi tidak mungkin untuk terus mengklasifikasikannya sebagai penyihir,” imbuhnya.
Penasihat sejarah utama proyek ini adalah Valérie Toureille, penulis biografi terlaris 2020 “Jeanne d’Arc,” yang mengeksplorasi tokoh sejarah dan peran serta tempat wanita di Prancis abad ke-15.
Proses pembuatan akan dimulai pada Februari 2022 dengan melibatkan total tim produksi sekitar 300 orang. Bahkan, target film ini harus selesai pada 2025.
Selain Fabrice Coat yang tampil sebagai produser eksekutif, film ini juga akan didukung oleh studio animasi Perancis Circus, dan AT-PROD (Belgia) serta KOBALT (Jerman).
Dukungan lainnya datang dari France Télévisions/Salto, dengan dana publik dari CNC, Wilayah le-De-France, Procirep-Angoa dan Europe Creative Media.