Bintangtamu.id – Peran orang tua bagi kepercayaan diri anak di drakor True Beauty. Drama ini adalah salah satu drama Korea hits di tahun 2020. Diadaptasi dari Webtoon, True Beauty berkisah tentang Lim Jukyung (Moon Ga Young) yang dibully karena visualnya. Hal itu membuatnya putus asa dan ingin pindah sekolah.
Di saat bersamaan, keluarganya terkena masalah dan membuat mereka terpaksa kembali ke rumah lama.
Tidak ingin kembali di bully di sekolah barunya, Jukyung tampil dengan riasan sehingga membuatnya tampak seperti dewi. Parasnya yang kontras juga membuat kehidupan Jukyung berubah 180 derajat. Ia memiliki banyak teman dan diperlakukan baik.
Cerita ini meninggalkan banyak makna bagi penontonnya, salah satunya adalah peran orang tua bagi kepercayaan diri anak.
Lantas, apa saja moral yang bisa dipetik di drama Korea True Beauty? Simak ulasannya dalam artikel ini, ya!
1. Capeknya Berbohong
Tampil dengan citra baru membuat Jukyung tidak ingin teman-teman di sekolah barunya tahu wajah asli dan ceritanya di sekolah lama. Hai ini membuatnya mati-matian menjaga rahasia ini agar tidak sampai ketahuan.
Sayangnya, Lee Suho (Cha Eun Woo) tahu rahasia Jukyung ini. Meski awalnya Suho membantu Jukyung menutupi semuanya, tapi tentu ini melelahkan bagi gadis itu.
Ia tidak bisa bebas tampil apa adanya kapan pun dan di mana pun. Jukyung juga selalu merasa cemas dan ketakutan. Sehingga meski berat, sebaiknya jangan berbohong karena itu akan sangat membebanimu.
2. Peran Orang Tua Bagi Kepercayaan Diri Anak
Ibu Jukyung memiliki watak yang keras dan terlalu banyak menekan anaknya untuk belajar. Meski belajar adalah hal penting bagi seorang siswa, tapi terlalu keras pada anak hingga mengabaikan perasaannya juga tidak dibenarkan.
Hal ini mungkin banyak dialami para orang tua. Dimana mereka hanya peduli pada nilai akademik anaknya, tanpa tahu apa yang terjadi pada buah hatinya di sekolah dan bagaimana perasaan mereka.
Ketidaktahuan ini membuat ibu Jukyung semakin galak dan kerap mengancam akan membuang seluruh make up milik putrinya bila nilai Jukyung tak kunjung membaik.
Padahal, Jukyung sebenarnya juga tidak ingin bergantung ada make up-make up itu. Namun traumanya akan penindasan membuatnya seperti ini.
Sehingga kedekatan dan komunikasi antara orang tua dan anak sebaiknya bisa diperbaiki untuk menghindari anak semakin terluka.
Tidak selamanya yang dilakukan anak itu salah. Namun sebagai orang tua juga perlu mendukung dan menemani perjalanan anak agar mereka tumbuh dengan percaya diri dan berani.
3. Terus Terang
Suho memiliki sahabat bernama Seyoun (Chani) dan Han Sojun (Hwang In Yeop). Sayangnya Seyoung meninggal karena bunuh diri akibat difitnah telah melakukan bully.
Hal ini menimbulkan keretakan di antara Suho dan Sojun karena Sojun mengira Seyoun meninggal karena Suho tidak mau mendukung sahabat mereka saat fitnah itu menyebar.
Selain merasa menyesal karena kehilangan sahabatnya, kesalahpahaman ini juga membuat Suho tidak nyaman karena perbuatan Sojun.
Sehingga tidak baik bila membiarkan kesalahpahaman sampai berlarut-larut. Karena masalah ini bisa melebar ke masalah lain. Seperti dalam kasus ini, Jukyung yang tidak tahu apa-apa menjadi terlibat dan terluka karena sikap Suho dan Sojun.
Membangun komunikasi memang tidak mudah. Namun tidak ada salahnya untuk terus mencoba agar masalah seperti ini tidak terjadi.
4. Bobroknya Industri Entertainment
Kematian Seyoun karena fitnah ini bermula saat direktur mereka sengaja menyebarkan isu ini untuk menutupi dugaan kasus perselingkuhan sang CEO.
Drama ini juga mengingatkan penonton bahwa tidak semua berita yang beredar itu benar dan sosok yang diagung-agungkan itu pantas dipuji.
Seperti dalam kasus ini, banyak orang yang menaruh hormat dan cintanya pada Lee Juhon, CEO Entertainment sekaligus ayah Suho. Padahal, tanpa banyak diketahui publik ia telah banyak melakukan kesalahan.
5. Orang Tua yang Keras Hanya Akan Menciptakan Anak Seperti Monster
Kang Sujin (Park Yoona) adalah siswi terbaik kedua dikelas setelah Suho. Meski nilai-nilainya selalu baik, tapi Sujin kerap ditekan oleh ayahnya agar bisa mengungguli Suho. Tak hanya itu, ayahnya yang dokter juga selalu memarahi, membandingkannya dengan Suho, bahkan memukul Sujin.
Hal ini membuat Sujin tertekan. Selalu kalah walau telah berusaha keras membuat Sujin tidak ingin kalah lagi. Sehingga saat mengetahui Jukyung menyukai Suho, ia sengaja menyakiti sahabatnya itu. Bahkan Sujin tak segan-segan membocorkan rahasia Jukyung di forum sekolah.
Hal ini tentu sudah kelewatan padahal sebelumnya, Sujin, Jukyung, dan Suho adalah sahabat baik.
Kasus ini mengingatkan kita bahwa kekerasan pada anak baik secara verbal maupun fisik hanya akan menciptakan anak yang seperti monster. Mereka akan kehilangan empati dan nekat melakukan hal-hal di luar norma.
Demikian 5 moral dari drakor True Beauty. Sudah pernah menonton kisah Jukyung ini?