Bintangtamu.id – Simak ulasan sinopsis sebuah film Indonesia yang akan tayang pada 30 Juni 2022 di bioskop dengan judul “Ranah 3 Warna”.
Film “Ranah 3 Warna” yang disutradarai oleh Guntur Soeharjanto dan diproduksi pihak MNC Pictures ini seharusnya sudah ditayangkan pada 25 Juni 2020, namun, terpaksa diundur karena pandemi Covid-19. Kini tontonan masyarakat dengan alur cerita berkualitas baru akan tayang di bioskop.
“Ranah 3 Warna” dibintangi oleh Arbani Yasiz sebagai Alif Fikri, Teuku Rassya sebagai Randai, dan Amanda Rawles sebagai Raisa. Selain itu, film ini juga dibintangi beberapa aktor/aktris senior seperti Lukman Sardi, Maudy Koesnaedi, Tanta Ginting dan lainnya.
Film ini bercerita tentang seorang anak muda bernama Alif Fikri yang mempunyai cita-cita ingin menempuh pendidikan kuliah di luar negeri seperti tokoh idolanya BJ Habibie.
Dengan tekad yang kuat, anak muda lulusan pondok pesantren tersebut harus berjibaku melewati segala halangan dan rintangan demi meraih mimpi besarnya tersebut.
Dirinya selalu memegang kunci atau semboyan ‘man shabara zhafira’ untuk menghadapi tantangan batas kesabarannya.
Semboyan itu memiliki makna siapa yang sabar dialah yang beruntung. Sabar yang dimaksud adalah bergerak aktif mencari solusi dan pantang menyerah bukan malah menjadi pasif dan pasrah.
Alif sebenarnya tidak pernah ingin bersaing dengan sahabat satu kampungnya yakni Randai karena memang jelas Alif masuk di perguruan tinggi UNPAD sedangkan Randai berhasil masuk ITB.
Sebenarnya Alif telah mengincar ITB sejak awal dan Alif bersama Randai telah jatuh cinta pada wanita yang sama yaitu Raisa.
Ujian semakin berat ketika Alif ditinggal ayahnya meninggal dunia dan dia dituntut untuk tetap melanjutkan kuliahnya.
Di sisi lain, Randai terus meraih berbagai prestasi. Disinilah Alif mendapatkan konflik antara mempertahankan sahabat, kisah cinta, dan menyelesaikan kuliahnya.
Konflik-konflik tersebut diadaptasi dari novel karya Ahmad Fuadi, sehingga konflik ini mungkin dialami oleh beberapa anak muda gen Z maupun milenial yang sering mengalami keresahan yang disebut ‘quarter life crisis’.