Bintangtamu.id – Film ‘Bolehkah Sekali Saja Kumenangis’ yang dibintangi oleh Prilly Latuconsina dan Pradikta Wicaksono resmi tayang di bioskop hari ini, pada 17 Oktober 2024. Merayakan perilisan film tersebut, Prilly dan Dikta berbagi tips bagaimana cara mengatasi kesedihan versi mereka.
Mengutip dari unggahan video di akun Instagram oppal_id, Prilly dan Dikta yang memerankan karakter Tari dan Baskara dalam film ‘Bolehkah Sekali Saja Kumenangis’ duduk bersama dan mengobrol tentang karakter yang mereka perankan di film tersebut.
Mulai dari mengungkap kesamaan karakter masing-masing dengan peran yang mereka mainkan. Prilly menyebut dirinya hampir mirip dengan karakter Tari yang tak ingin terlihat sedih di hadapan orang lain dan hanya ingin terlihat sisi bahagianya saja.
Sama seperti karakter Tari, aktris multitalenta itu mengaku dirinya akan merasa khawatir jika kelemahannya diketahui orang.
“Kalau orang ini ngelihat gue nangis atau tahu kelemahan gue, entar dia bakalan gimana ya? Jadi banyak yang dipikirin,” sebut aktris 28 tahun itu.
Lebih lanjut Prilly mengungkap bagaimana cara mengatasi atau menghadapi kesedihan yang ia rasakan yaitu dengan memilih untuk sendiri. Seperti mendengarkan lagu dan menangis sendiri, atau melakukan hal-hal yang ia sukai. Termasuk memasak dan diving.
Tak jauh berbeda dengan Prilly, ternyata Dikta juga memiliki kesamaan dengan karakter Baskara yang ia perankan, seperti sifat memendam perasaan.
“Kalau mungkin saya aslinya ketawa-ketawa aja, kalau Baskara marah-marah gitu. Tapi, basicnya mungkin sama, sama-sama nggak mau ngasih liat emosi sebenarnya tu gimana sih,” sebut Dikta.
Dikta justru mengungkap resepnya untuk mengatasi kesedihan dengan sederhana, yaitu bermain dengan kucing kesayangannya.
View this post on Instagram
Sementara itu, film ‘Bolehkah Sekali Saja Kumenangis’ merupakan film yang diadaptasi dari lirik lagu yang dibawakan oleh Feby Putri dan Fiersa Besari bertajuk ‘Runtuh.’
Menceritakan karakter seorang Tari yang harus berjuang seorang diri untuk menyelamatkan sang ibu dari sosok ayah yang kasar dan tempramental, setelah sang kakak pergi dari rumah. Tari memendam trauma sejak kecil hingga dewasa.
Ditemani Baskara, pria tempramental yang memiliki trauma yang sama, keduanya mendatangi sebuah grup untuk saling berdiskusi menceritakan kesulitan mereka dan saling mendukung satu sama lain.
