Bintangtamu.id – Pada Rabu, 18 September 2024, hakim memutuskan Sean “Diddy” Combs tetap dikurung setelah usulannya agar ia menunggu persidangan perdagangan seksnya di rumah mewahnya di Florida dibandingkan di penjara federal Brooklyn.
Hakim Distrik AS Andrew L. Carter, memutuskan bahwa rencana Combs yang mencakup tawaran jaminan sebesar $50 juta, pemantauan GPS, dan pembatasan ketat terhadap pengunjung tidaklah cukup untuk memastikan keselamatan masyarakat dan integritas kasusnya.
Carter setuju dengan jaksa yang bersikeras agar Combs tetap di penjara, dan menemukan fakta bahwa tidak ada syarat atau serangkaian syarat yang mengatur pembebasannya yang dapat melindunginya dari risiko mengancam atau melukai saksi, yang adalah tuduhan utama dalam kasusnya.
Pengacara Combs melakukan upaya kedua selama beberapa hari untuk mengeluarkannya dari Pusat Penahanan Metropolitan.
Ia ditahan di tempat itu sejak mengaku tidak bersalah pada hari Selasa atas tuduhan melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap perempuan selama bertahun-tahun.
Sean Combs telah berada dalam penjara federal sejak penangkapannya Senin malam, 16 September 2024 di sebuah hotel di Manhattan.
Seorang hakim federal pada hari Selasa menolak permintaan jaminan awal Combs.
Esoknya, pada hari Rabu, ia dan pengacaranya berselisih dengan Carter, hakim yang akan memimpin persidangannya.
Pengacara pembelanya, Marc Agnifilo mengatakan bahwa ia sekarang akan meminta Pengadilan Banding Sirkuit ke-2 AS untuk membatalkan putusan Carter dan membebaskan Combs.
Sementara itu, ia ingin Sean Combs dipindahkan dari penjara Brooklyn ke penjara di New Jersey, karena telah mengalami kekerasan dan kondisi yang mengerikan.
Carter mengatakan keputusan tentang penempatan sepenuhnya tergantung pada Biro Penjara federal.
“Saya tidak akan membiarkan dia mendekam di penjara itu lebih lama dari yang seharusnya,” kata Agnifilo kepada wartawan di luar ruang sidang.
Combs menatap anggota keluarganya dan menepuk dadanya beberapa kali saat sidang hari Rabu dimulai.
Ia lalu duduk dengan tenang saat mendengarkan argumen.
Setelah itu, saat agen federal membawanya pergi, kerabatnya berpelukan dengan muram dan saling bersalaman.
Combs, 54, tertuduh dalam dakwaan menggunakan kekuatannya untuk membujuk korban perempuan dan pekerja seks laki-laki agar melakukan pertunjukan seksual yang dibius dan diproduksi dan dijuluki ‘Freak Offs’ yang diatur, diikuti, dan sering direkam dalam video oleh Combs.
Dakwaan tersebut menuduh Combs memaksa dan melecehkan perempuan selama bertahun-tahun, dengan bantuan jaringan rekan dan karyawan.
Tidak hanya itu, ia juga melakukan pemerasan dan tindakan kekerasan termasuk penculikan, pembakaran, dan memukul untuk mencegah korban berbicara.
Dalam upaya untuk menahan Combs di penjara, jaksa Emily Johnson memberi tahu Carter bahwa rapper yang dulu terkenal itu memiliki sejarah panjang mengintimidasi baik penuduh maupun saksi atas dugaan pelecehan yang dilakukannya.
Dia mengutip pesan teks dari perempuan yang mengatakan Combs memaksa mereka melakukan ‘Freak Offs’ dan kemudian mengancam akan membocorkan video mereka yang melakukan tindakan seks.
Jaksa mengatakan telah mewawancarai lebih dari 50 korban dan saksi.
Sean Combs yang adalah tujuh anak ini juga seorang pengusaha terhormat yang acara tahunannya ‘White Party’ di Hamptons pernah menjadi undangan wajib bagi kaum elit yang suka bepergian.
Namun jaksa mengatakan ia memfasilitasi kejahatannya dengan menggunakan perusahaan, orang, dan metode yang sama yang melambungkannya ke tampuk kekuasaan.
Mereka mengatakan akan membuktikan tuduhan tersebut dengan catatan keuangan dan perjalanan, komunikasi elektronik, dan video ‘Freak Offs’.
Pada bulan Maret, pihak berwenang menggerebek rumah Combs di Los Angeles dan Florida, menyita obat-obatan terlarang, video, dan lebih dari 1.000 botol minyak bayi dan pelumas.
Mereka mengatakan agen juga menyita senjata dan amunisi, termasuk tiga AR-15 dengan nomor seri yang dirusak.
Pemidanaan atas setiap tuduhan akan memerlukan hukuman wajib 15 tahun penjara dengan kemungkinan hukuman seumur hidup.