Bintangtamu.id – Setelah kematian Liam Payne karena jatuh dari balkon hotel, seorang karyawan hotel CasaSur Palermo yang menghubungi 911 sebelum kejadian kini menjadi terdakwa dalam kasus tersebut.
Seorang manajer resepsionis, Esteban Reynaldo Grassi didakwa setelah hakim yang bertugas menangani kasus tersebut mempertimbangkan keterlibatannya dalam kasus kematian Liam Payne.
Dokumen yang diajukan pada hari Senin juga menyebut nama Gilda Agustina Martín, manajer operasi di Hotel CasaSur Palermo di Buenos Aires, Argentina.
Menurut Page Six, hakim telah meminta kedua pihak terkait untuk diberitahu tentang dakwaan mereka, meskipun tidak jelas apa yang dituduhkan kepada mereka.
Dokumen yang diperoleh Rolling Stone pada Selasa (10/12/2024) itu berbunyi, “Karena ada cukup alasan untuk menduga bahwa mereka telah berpartisipasi dalam tindakan yang diselidiki, kami meminta orang-orang berikut untuk memberikan pernyataan.”
Menurut dokumen tersebut, Martín dan Grassi harus menghadapi pengadilan pada tanggal 19 Desember.
Selain itu, Braian Nahuel Paiz dan Uriel Alejandro Astengo juga akan hadir di pengadilan pada tanggal 17 Desember atas tuduhan memberi narkoba kepada Payne.
Teman Liam Payne, Rogelio “Roger” Nores, juga dijadwalkan untuk hadir di pengadilan pada tanggal 18 Desember atas tuduhan menelantarkan seseorang yang berujung kematian.
Menurut sistem hukum Buenos Aires, setelah proses interogasi, seorang hakim harus menentukan apakah terdakwa akan dituntut, dikeluarkan dari kasus tersebut, atau tidak ada bukti untuk kedua keputusan tersebut.
Setelah kematian Liam Payne, panggilan Grassi ke 911 dirilis ke publik.
Manajer itu memberi tahu operator 911, “Kami kedatangan tamu yang diduga sedang mabuk; dan saat dia sadar, dia merusak kamarnya dan kami butuh Anda untuk mengirim seseorang, tolong. Kami butuh Anda untuk mengirim seseorang segera karena saya tidak tahu apakah nyawanya dalam bahaya.”
“Dia berada di kamar yang memiliki balkon dan kami khawatir dia mungkin membahayakan nyawanya,” tambahnya.
Operator lalu mengatakan bahwa polisi sudah dalam perjalanan.
Beberapa saat setelahnya, jasad Payne ditemukan di halaman hotel.
Setelah banyak spekulasi, dilaporkan bahwa penyanyi itu kemungkinan mencoba memanjat keluar dari balkon setelah diduga dikunci di dalam kamarnya oleh karyawan.
Rekaman kamera pengawas menunjukkan saat Payne digendong dari lobi oleh tiga karyawan pria sebelum mereka membawanya kembali ke kamarnya.
Saat kematiannya, ditemukan sebuah tas selempang dan topi New York Yankees ditemukan di samping tubuh Payne, memperkuat teori bahwa ia mencoba melarikan diri.
Sebuah tas berisi perlengkapan narkoba juga ditemukan di balkon kamar di bawah kamar Payne, menjadi bukti bahwa ia membawanya.
Sebaliknya, hasil laporan otopsi menyatakan bahwa Payne pingsan di tengah jalan dan jatuh, yang mengakibatkan fraktur tengkorak serta pendarahan internal dan eksternal.
Laporan toksikologi menetapkan bahwa ia kemungkinan pingsan karena banyaknya obat-obatan dan alkohol yang dikonsumsi.
Di dalam tubuh Payne, ditemukan kokain, crack, depresan, dan kokain merah muda.
Pada 7 November, Kantor Kejaksaan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional mengumumkan dalam siaran pers bahwa Nores, Paiz, dan Astengo menjadi terdakwa terkait kematiannya.
Nores, yang sudah seperti manajer pribadi Payne, didakwa dengan tuduhan penelantaran karena gagal memberi tahu keluarga mendiang penyanyi itu bahwa kecanduannya kambuh.
Polisi juga mencoba menghubunginya melalui nomor ponsel yang diberikan oleh manajer hotel tetapi ia tidak mengangkat telepon.
Meskipun Nores mengaku tak bersalah, ia terancam hukuman lima hingga 15 tahun penjara.
Sementara itu, Paiz yang bekerja di CasaSur dan mengaku berteman dengan Payne, dituduh memasok narkoba.
Ia juga bersikukuh tidak bersalah dengan alasan hanya menggunakan narkoba bersama Payne, tetapi tidak pernah memberi narkoba.
Astengo belum menanggapi tuduhannya.
Payne dimakamkan pada 20 November di Inggris dan dihadiri oleh mantan rekan satu bandnya di One Direction: Niall Horan, Harry Styles, Louis Tomlinson, dan Zayn Malik.