Bintangtamu.id – Pada 4 Agustus, Key SHINee menjadi salah satu bintang tamu dalam “The Story of the Day When the Tail was Bitten”.
Acara ini adalah variety show mengenai cerita kriminal yang pernah terjadi dalam sejarah Korea Selatan, termasuk pembunuhan. Dalam segmen kali ini, Key pun membaca sebuah surat yang pernah ditulis oleh salah satu korban.
“Terima kasih karena telah membiarkanku berbicara. Aku berharap, tragedi ini tidak akan pernah terjadi lagi. Aku berharap, kami adalah yang terakhir. Tolong aku, aku mohon biarkan aku tetap hidup,” tulis korban dalam surat tersebut.
Kibum preview for The Story of the Day When the Tail was Bitten.
꼬꼬무 is a show where hosts tell the guest about stories (crime, social issues, history etc) that happen in South Korea.#KEY #키 #SHINee #샤이니 pic.twitter.com/JzqdxuiwcF— ᵝˡᵒˢˢᵒᵐ⁷¹⁸ ᰔᩚ (@blossom_718) July 28, 2022
Kisah nyata ini dimulai ketika anak-anak bernama Sowon dan Sori dibesarkan oleh bibinya selama 5 tahun.
Hingga suatu ketika, mereka kembali tinggal bersama ayahnya. Namun, sang ayah tidak sendirian karena dia telah menikah lagi.
Sori dan Sowon kemudian hidup bersama ayah dan ibu tirinya selama 2 tahun. Sejak saat itu, bibi mereka tidak diizinkan untuk mengunjungi keponakannya dan kejadian itu pun terjadi
Ketika ditanya mengenai hal yang menimpa mereka, alih-alih mengadukan ibu tirinya, Sori selalu mengaku bahwa dia adalah tersangka yang memukul Sowon (hingga tewas).
Namun, pernyataannya selalu berubah-ubah. Sori pernah mengaku dia menendang dan memukul Sowon 1x. Namun, di lain kesempatan dia mengaku melakukannya sebanyak 5x.
Ketika ibu tiri mereka memasuki ruang investigasi, Sori segera memegang tangan ibu tirinya. Tetapi tangannya didorong oleh ibu tirinya.
Panelis menganggap Sori mencoba memberi tahu ibu tirinya bahwa dia telah melakukan sesuai yang diperintahkan (dengan membuat pengakuan palsu)
Sori bahkan menulis surat kepada hakim ‘tolong kembalikan ibuku kepadaku’ yang menurut panelis mungkin surat tersebut mengandung pesan tersembunyi.
Bibi mereka tidak tinggal diam. Dia tidak mempercayai pernyataan Sori dan berusaha mencari kebenaran. Namun, dia tidak memiliki akses untuk bertemu Sori di sekolah. Selain larangan dari guru, Sori juga enggan untuk ditemui.
Setelah 7 bulan terus berusaha, Sori akhirnya mulai membuka hati kepada bibinya. Mereka pun pergi bersama dan saat itulah sang bibi menanyakan apa yang terjadi pada hari kematian Sowon.
Sori menceritakan bahwa hari itu hanya ada mereka bertiga di rumah (Sowon, Sori dan ibu tiri). Kedua anak ini pun berisik saat ibu tiri mereka sedang menonton tv.
Merasa terganggu, ibu tiri mereka pun menendang keras perut Sowon sebanyak 10 kali hingga perut anak itu kembung. Sori pun menangis dan ketakutan hingga akhirnya malam itu dia pingsan.