Bintangtamu.id – Jaksa yang menyelidiki kematian Liam Payne meyakini bahwa seorang karyawan di Hotel CasaSur Palermo, tempat mendiang penyanyi itu menginap, memberi obat-obatan untuknya sebelum ia jatuh dan meninggal.
“Tampaknya ada bukti bahwa seorang karyawan hotel menyediakan obat-obatan untuk Payne,” seorang sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena posisinya yang terbilang sensitif, mengatakan kepada media People pada hari Jumat (18/10/2024).
“Dakwaan atas distribusi obat-obatan dapat segera menyusul.”
Kantor Kejaksaan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional di Argentina belum memberi tanggapan apapun kepada media.
Perwakilan dari CasaSur Palermo juga tidak dapat segera dihubungi.
Sebuah pernyataan dari kantor kejaksaan yang sebelumnya diperoleh oleh Page Six menyatakan bahwa para penyelidik sedang menyelidiki insiden kematian Liam Payne sebagai kematian yang mencurigakan.
Namun, semua temuan mereka saat ini menunjukkan bahwa mantan anggota One Direction itu sendirian ketika ia meninggal dan tidak ada dugaan tindak pidana.
Pihak berwenang juga menyatakan bahwa tidak ditemukan cedera atas pembelaan diri.
Walau begitu, beberapa sumber mengatakan bahwa jaksa penuntut tetap membuka semua kemungkinan.
Mereka tertarik untuk mengetahui siapa saja orang yang memberikan obat-obatan yang ditemukan di kamar hotel Liam Payne.
Di kamar tipe suite yang disewa penyanyi ‘Night Changes’ di CasaSur Palermo itu, petugas menemukan obat clonazepam, yang digunakan untuk mengendalikan epilepsi, kejang otot tak sadar, atau gangguan panik.
Botol wiski dan sampah berserakan juga ditemukan di sekitarnya.
Polisi Buenos Aires juga mengatakan kepada TMZ pada hari Jumat bahwa Payne berada di bawah pengaruh obat kuat yang disebut “cristal,” obat yang dapat menyebabkan halusinasi dan serangan psikotik.
Petugas menambahkan bahwa zat berbahaya tersebut juga dapat menyebabkan penggunanya mengalami perasaan sangat gembira dan sangat sedih, sering kali membuat mereka menjadi agresif.
Manajer di CasaSur Palermo menelepon 911 beberapa menit sebelum Payne meninggal.
Sang manajer menyatakan jika ada tamu laki-laki yang mabuk, teler dan telah merusak kamar yang disewanya saat dia sadar.
“Dia berada di kamar yang memiliki balkon dan kami khawatir dia mungkin membahayakan nyawanya,” kata staf tersebut.
Ketika petugas operator bertanya kepada manajer apakah dia ingin polisi datang, pekerja tersebut memilih untuk tidak melakukannya dan hanya meminta SAME, layanan darurat medis Argentina, untuk datang.
Kantor kejaksaan sebelumnya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyidik telah mewawancarai tiga pekerja hotel dan dua wanita yang berada di kamar mantan anggota One Direction itu beberapa jam sebelum kematiannya.
Para wanita tersebut diyakini adalah dua wanita berusia 25 tahun yang dilaporkan berpesta dan minum alkohol dengan Payne di dalam kamar hotelnya pada hari Rabu.
Menurut media berita lokal La Nación, para pekerja seks tersebut mengaku di bawah sumpah bahwa mereka tidak mengonsumsi narkoba apa pun bersama bintang pop tersebut.
Mereka juga menyatakan Payne tampak normal saat mereka bersama.
Jaksa penuntut mengatakan, Payne kemungkinan dalam kondisi setengah atau total tidak sadarkan diri saat meninggal.
Penyebab kematiannya ditetapkan karena berbagai trauma, pendarahan internal dan eksternal akibat jatuh yang fatal.
Laporan toksikologi masih tertunda dan penyelidikan kematiannya masih berlangsung.