Bintangtamu.id – Apa yang terjadi bila ada kita bisa berada di tubuh yang lebih muda saat berusia senja? Seperti kembali ke masa lalu tapi tetap berada di era sekarang.
Kira-kira itulah yang premis ingin ingin diangkat dalam film ‘Miss Granny’. Alurnya yang unik membuat film ini memenangkan 8 piala dan 10 nominasi serta telah diadaptasi di banyak negara. Di antaranya seperti China, Jepang, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.
Film Korea rilisan 2014 ini bermula saat Oh Mal Soon (Na Moon He) hendak dibawa ke panti jompo setelah menantunya sakit jantung.
Sebagian anggota keluarga mereka menilai sakitnya Ae Ja (Hwang Jungmin) karena Oh Mal Soon yang terlalu keras padanya sebagai mertua. Hanya Ae Ja yang selalu tampak salah sementara Oh Mal Soon selalu membanggakan anak dan cucunya.
Namun hal ini menimbulkan perdebatan. Karena Ban Ji Ha (Jung Jin Young) menilai bahwa neneknya tidak bersalah. Ia juga tidak tega bila Oh Mal So harus berada di panti jompo. Perdebatan ini pun sampai ke telinga sang nenek dan membuatnya sedih.
Keesokan harinya, Ji Ha mengajak neneknya makan bersama teman bandnya. Namun sebelum menemui cucunya, Mal So mampir ke studio foto. Ajaibnya, setelah ia mengambil foto di tempat tersebut, Mal So menjadi lebih muda.
Ia pun sangat kaget dan membatalkan rencananya dengan Ji Ha. Sejak saat itu ia tidak pernah kembali ke rumah dan hidup dengan identitas baru sebagai Oh Doo Ri (Shim Eun Kyung).
Di sisi lain, keluarganya menjadi panik karena hilangnya sang nenek. Mereka tidak menyadari bahwa gadis 20 tahun yang sering mereka temui adalah Mal So dalam tubuh gadis 20 tahun.
Ulasan Miss Granny
Penyuka film fantasi yang kocak pasti akan menyukai film ini karena alurnya yang sederhana tapi membawa kesan angan-angan, bagaimana bila kita bisa kembali lebih muda saat sudah renta?
Akting Shim Eun Kyung yang memukau adalah jantung dari film ini karena ia berhasil membawa kesan nenek-nenek di tubuhnya yang masih muda. Mulai cara bicara, gaya rambut, model pakaian, hingga julid dan nyinyirnya juga khas orang-orang tua.
Pola pikir Oh Doo Ri yang tidak seperti gadis seusianya, bahkan cenderung kolot juga membuat karakternya menjadi unik.
Dalam usianya yang lebih muda atau saat dia menjadi Oh Doo Ri, Oh Mal Soon lebih sering berinteraksi dengan Ji Ha karena mereka alur membawa mereka akhirnya bisa berada di band yang sama.
Di babak ini perkembangan karakter Ji Ha terasa menarik. Mulai dari anak muda tanpa masa depan yang hobi bermusik lalu berubah saat ia mengalami konflik dengan rekannya hingga hengkangnya sang main vocal. Posisi ini kemudian diisi oleh Doo Ri.
Perlahan, band ini mulai mengalami perkembangan ke arah yang positif. Mimpi Ji Ha bersama teman-temannya pun secara bertahap mulai bisa terwujud dengan bantuan Doo Ri.
Namun konflik tidak akan membiarkan semuanya aman sampai di sini. Penonton juga mungkin menunggu, kapan identitas Doo Ri akan terungkap atau kapan Mal Soon tiba-tiba kembali menjadi nenek-nenek. Hal tak terduga yang tak pernah terpikirkan pun terjadi mendekati ending dan mengubah segalanya.
Selain momen saat bersama Ji Ha dan bandnya, aksi kocak Doo Ri juga terjadi saat ia bertemu Mr. Park (Park In Hwan), duda tua dengan 1 anak yang menyukai dirinya. Karakter Doo Ri yang cerewet khas orang tua tapi tubuhnya yang masih muda membuat alur menjadi semakin seru.
Lalu saat Han Seung Woo (Lee Jon Wook), produser TV yang sedang mencari bakat terus mengejar-ngejar Doo Ri. Banyak kejadian salah paham ini memang kocak untuk dilewatkan.
Keduanya lalu memiliki relasi tak terduga di babak selanjutnya. Bagian ini sebenarnya menjadi bumbu yang menawarkan sisi lain dari kisah fantasi ini.
Film ini tak sekedar menghibur tapi juga mengingatkan kembali makna keluarga yang sesungguhnya. Saat melihat Oh Mal Soon, mungkin kita akan mengingat ibu. Karena dibalik cerewet dan pemikirannya yang kolot, tapi ia adalah sosok yang paling tulus dan rela melakukan apa pun untuk anak dan keluarganya. Bahkan tak jarang ia tak memikirkan diri sendiri dan terus berkorban bagi putra dan cucunya.
Ending ‘Miss Granny’ mungkin telah menjawab seluruh konflik dan menutupnya dengan cara yang tak terduga. Namun selepas film ini berakhir, penonton tidak berhenti berpikir tentang sosok karakter utamanya yang tulus dan sangat melekat.