Bintangtamu.id – Film ‘Mendung Tanpo Udan’ akan segera mengudara di bioskop pada 29 Februari 2024. Para pecinta film tanah air bersorak karena akhirnya mendapatkan tontonan yang unik dan berbeda di tengah gempuran cerita yang cukup monoton.
‘Mendung Tanpo Udan’ diadaptasi dari lagu berjudul sama yang dinyanyikan Kukuh Prasetya atau Kukuh Kudamai.
Karya yang relevan dengan banyak orang ini juga sebelumnya juga dibukukan dalam bentuk novel oleh penulis Fairuzul Mumtaz.
Dalam lagunya yang semuanya full berbahasa Jawa, ‘Mendung Tanpo Udan’ berkisah tentang sepasang kekasih yang sudah banyak menghabiskan waktu bersama. Mereka banyak melakukan kegiatan dan melewati fase hidup berdua. Hingga akhirnya mereka menyusun mimpi untuk hidup bersama selamanya.
Namun sayang, semua ini hanyalah angan karena keduanya akhirnya dihadapkan pada dilema dan persimpangan hingga mengharuskan mereka berpisah.
Sementara untuk versi filmnya sendiri, Mendung (Yunita Siregar) seorang mahasiswi farmasi dikisahkan berpacaran dengan Udan (Erick Estrada) dari jurusan seni idealis.
Awalnya perbedaan background ini tidak menjadi masalah bagi mereka. Keduanya tetap menjalani hari-hari seperti biasa dengan penuh kasih sayang.
Namun sebenarnya, Mendung sedikit terganggu dengan penampilan urakan Udan yang khas anak seni itu. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan Mendung yang selalu serba rapi.
Selain itu, Udan terlalu idealis dengan mimpinya yang ingin menjadi penyanyi terkenal.
Alur berlanjut hingga Mendung akhirnya lulus kuliah. Sayangnya, di saat Mendung sudah mulai membangun karirnya, Udan justru tak kunjung lulus dari kampusnya.
Hal ini pun memperuncing perbedaan di antara mereka. Dimana Mendung mulai mempertanyakan keseriusan Udan dalam masa depannya, baik dalam hal pendidikan, karir, maupun hubungan mereka.
Konflik semakin memanas saat sosok Will, pria mapan muncul di antara keduanya dan ingin mendekati Mendung.
Udan merasa dilema diantara mimpinya untuk menjadi penyanyi terkenal dan perjuangan cintanya pada Mendung.
Film ini seakan siap mengajak penontonnya untuk sama-sama merasakan pedihnya perpisahan dan dilema di usia dewasa muda.
Sementara itu, sebelum syuting ‘Mendung Tanpo Udan’, para pemainnya terlebih dahulu ikut workshop berbahasa Jawa dan kesenian secara intens untuk lebih mendalami peran.
Karena film ini banyak menggunakan bahasa Jawa dan full syutingnya dilakukan di Jogja. Selain itu tim produksi dan para pemain berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan seniman Yogyakarta untuk mengangkat keunikan tradisional.