Meskipun begitu tidak sedikit terlihat protes dari warga Korea, seperti tanggapan yang ditulis oleh @aowl3_9 melalui Twitter.
“Koogi… Saya salah satu pembaca yang mulai membaca Killing Stalking dan berhenti di tengah jalan. Ketika itu ‘bawah tanah,’ baiklah. Kami membacanya tanpa terlalu memikirkannya. Kami menyukai agresivitas. Kami menyukai kekerasan. Kami mengatakan itu menghibur. Tapi itu saja jika tetap di sana, di bawah tanah. Setelah kami membawanya ke layar, itu menjadi pembenaran pengguna ilbe. Apakah Anda tidak menonton berita? Apakah Anda benar-benar tidak menyadari banyaknya wanita Korea yang berakhir mati setiap hari? Ini bukan tantangan yang harus Anda ambil. Anda bercinta dengan jenis Anda sendiri.”
Sementara pada akun @tmfm juga memberikan tanggapannya:
“Mengapa kita membutuhkan adaptasi K-Drama? Nyalakan berita dan kami melihatnya dalam aksi langsung setiap hari.”
Tak hanya itu, sebenarnya ribuan komentar telah menimpali, mengkritik KidariStudio karena memilih Killing Stalking untuk diadaptasi dan bahkan webtoonist untuk menerima tawaran adaptasi.
Salah satu pengguna Tweitter juga beranggapan bahwa ini tidak cocok untuk ditampilkan di layar. Sebab di Korea, di mana misogini dan femisida adalah masalah yang belum terpecahkan. Dikhawatirkan hal tersebut hanya akan memberi alasan bagi laki-laki yang membenci perempuan untuk tetap ada.
Meskipun demikian, baik KidariStudio maupun Koogi tidak menanggapi protes tersebut.
