Sementara bagi produser sekaligus promotor rock Log Zhelebour, mengadakan konser rock di Malang jaminan sukses, baik dari sisi penjualan tiket maupun animo masyarakatnya.
Sejak awal tahun 80an, Log mengatakan menggelar setidaknya tiga konser dalam satu tahun. Selalu full alias tiket ludes terjual. Saking gandrungnya anak-anak muda di Malang pada musik rock saat itu, ada kemudian lahir kisah lucu.
“Banyak tukang loak yang laris setiap kali saya menggelar konser rock di Malang. Orang mengadaikan sepatu, celana jins dan barang apa saja demi mendapatkan uang untuk beli tiket nonton. Pokoknya tukang loak laris saat itu,” ujar Log tergelak.
Atmosfir yang sangat bersahabat dengan musik rock ini, membuat nama Sylvia Saartje sebagai lady rocker asal Malang pun kian berkibar. Dia mulai digandeng musisi-musisi ternama The Rollies, Godbless, Ucok ‘AKA’ Harahap, dll.
Tak hanya keliling kota-kota di Indonesia, Jipi juga manggung di beberapa negeri jiran seperti Singapura, Malaysia, Brunei serta di New York, Amerika Serikat.
Yang menarik, kendati di masa itu umumnya orang tua akan melarang anak-anaknya terjun di dunia musik rock yang kental dengan gaya hidup slenge’an dan dekat dengan narkoba, Orang tua Sylvia Saartje, Nedju Tuankotta dan Christina Tujem, justru mendukung apa yang menjadi pilihan putrinya.
Ibunya pula yang bertindak sebagai manager, koreografer, serta mengurusi wardrobe yang bakal dipakai Jipi manggung.