Bintangtamu.id – ‘Turning Red’ adalah film animasi fantasi rilisan 2022 tentang gadis remaja Tionghoa-Kanada bernama Mei Mei. Mengambil latar tahun 2002, film ini berhasil berada di Top 3 Disney+ Hotstar di 3 hari perilisan perdananya.
Melalui alurnya, penonton akan diajak menyelami kehidupan gadis 13 tahun yang mengalami pubertas dan bagaimana kepercayaan Tionghoa terbentuk.
Film ini tidak hanya sekedar tontonan anak-anak, tapi juga patut ditonton ulang oleh orang dewasa. Karena melalui ‘Turning Red’, kita akan mengingat lagi pentingnya menghormati orang tua tapi sekaligus tetap menjadi diri sendiri.
Prolog film ini dibuka dengan prinsip dalam keluarga Mei yang sangat mengagungkan orang tua, terutama ibu. Lalu adegan demi adegan yang menampilkan sosok Mei yang ceria dan cerdas pun memancing perhatian penonton. Sehingga energi positif gadis ini menular sejak menit pertama ‘Turning Red’.
Namun kehidupan Mei yang sempurna dan baik-baik saja berubah sejak ia terbangun di suatu pagi dalam wujud panda merah raksasa. Hal ini tentu membuatnya panik dan ketakutan. Ia bahkan tidak berani bertemu dengan ibunya, Ming.
Namun tidak lama berselang, ia bisa mengatasi keadaannya dan kembali menjadi gadis 13 tahun. Setelah ia amati, perubahan wujud yang dialami Mei ini terjadi bila gadis itu merasakan emosi yang meletup-letup.
Banyak hal bisa memancing seseorang menjadi marah, antusias, atau bahagia. Emosi-emosi ini normal terjadi dalam setiap orang. Namun bila berlebihan, tentu menjadi tidak baik. Terlebih Mei masih berusia 13 tahun dan diselimuti rasa penasaran khas remaja untuk mencoba hal baru.
Meski sudah berusaha menyembunyikan masalah dari ibunya, Ming yang protektif akhirnya tahu tentang panda merah raksasa dalam tubuh Mei.
Di luar dugaan, ternyata seluruh wanita di keturunan keluarga Mei akan mengalami hal serupa menurut kepercayaan leluhur mereka. Namun Ming menyebut bahwa semua ini tidak abadi karena bisa ditangkal dengan ritual yang diadakan setiap purnama merah, menurut kalender Tionghoa.
Karena ini adalah film anak-anak, jadi konfliknya tidak terlalu berat. Namun sekaligus tetap membuat tensi cerita menarik untuk disimak hingga akhir.
Bagaimana Mei mempertahankan citra anak penurut yang sempurna di mata Ming, lalu ia yang menyembunyikan panda dalam dirinya di sekolah, serta bagaimana ia menghadapi teman-teman yang membully-nya, semuanya terasa khas anak remaja yang pasti relevan dengan banyak orang.
Namun beruntung, di tengah kefrustasiannya, Mei memiliki 3 sahabat yang menerimanya apa adanya dan selalu mendukungnya. Kebahagiaan ini lalu membantunya mengendalikan emosi sehingga ia bisa meredam panda dalam dirinya.
Namun di luar dugaan, selain ke-3 sahabatnya, seluruh siswa di sekolahnya juga memberikan respon tak terduga atas jati diri Mei yang sebenarnya. Bagian ini membuat alur semakin seru karena Mei mulai merasa nyaman dan mulai mengenali dirinya sendiri.
Ia mulai menyadari keinginan dan emosi-emosi yang dirasakannya, yang selama ini ia redam demi menyenangkan ibunya.
Film ini juga menunjukkan bahwa menghadapi anak remaja memang tidak pernah mudah. Di satu sisi ketika terlalu dikekang seperti Ming, mereka akan memberontak secara diam-diam maupun terang-terangan. Namun di sisi lain, terlalu memberi mereka kelonggaran juga akan membuat anak-anak ini melampaui batas.
Mulai dari lingkungan pergaulan, kesukaan, hingga keinginan, sering kali para remaja bersebrangan dengan orang tuanya. Sama seperti Mei saat ingin pergi ke konser 4Town, grup idolanya.
Namun ‘Turning Red’ juga mengajarkan sisi positif melalui Mei dan para sahabatnya. Mereka tampak begitu gigih untuk mewujudkan keinginan agar bisa pergi ke konser tersebut.
‘Turning Red’ menunjukkan anak remaja harus kreatif dan mau bekerja keras untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sehingga tidak hanya berpangku tangan pada orang dewasa.
Sosok lain yang perlu diperhatikan dalam film ini adalah Jin, ayah Mei. Ia telah menunjukkan sikap yang benar sebagai orang tua dengan berusaha mengerti putrinya. Sehingga tepat sebelum ritual purnama merah berlangsung, Mei menjadi tahu bahwa ada orang yang ia percaya di sisinya, yaitu ayahnya.
Nenek Mei juga mengambil peran penting dalam alur ‘Turning Red’ untuk memecahkan masalah. Saat ia menyadari kesalahannya di masa lalu, ia pun ingin agar hal serupa tidak menimpa Ming dan Mei.
Hingga akhir, film Amerika dengan rating 7.1/10 di IMDb ini menunjukkan perkembangan karakter yang baik. ‘Turning Red’ juga mampu menghadirkan chemistry yang kuat di antara para tokohnya sehingga membangun alur yang menegangkan tapi tidak berlebihan dan tetap khas anak-anak.