Craig Perry, Produser ‘Final Destination: Bloodlines’ Beberkan Alasan Rilis Film Setelah 14 Tahun

Final Destination: Bloodlines (Instagram @finaldestinationmovie)
Bintangtamu.id – Sejak perilisan film ‘Final Destination: Bloodlines’ di bioskop beberapa waktu lalu, film tersebut telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Sama seperti film waralaba ‘Final Destination’ sebelumnya, adegan-adegan menegangkan dalam film terbarunya sukses membuat orang trauma setelah menonton di layar lebar.
Mulai dari rasa takut saat menaiki pesawat, berjemur, atau ketika berkendara di belakang truk kayu, film itu telah memikat penggemar horor selama kurang lebih 25 tahun.
Kini, muncul kengerian baru setelah menyaksikan film ‘Final Destination: Bloodlines’. Mulai dari kejadian pecahan kaca yang tercampur dengan es batu dalam minuman, mesin pemotong rumput, mesin MRI, trampolin, dan lainnya.
Semua adegan dalam film tersebut berhasil dinikmati dengan rasa takut, oleh penggemar lama ataupun penggemar baru film tersebut.
Kehadiran film terbaru dari waralaba ‘Final Destination’ yang dirilis tahun 2025, jaraknya terpaut jauh dari seri terakhir yang dirilis pada 2011 lalu.
Terkait hal tersebut, Craig Perry yang merupakan produser ‘Final Destination: Bloodlines’ menyampaikan alasannya, sebagaimana dikutip dari laman Deadline.
Craig Perry telah menjadi produser film waralaba itu sejak awal diluncurkan di bioskop pada tahun 2000 silam.

Craig Perry, Produser Film ‘Final Destination’ (Final Destination Wiki Fandom)
Baru-baru ini produser tersebut mengatakan kepada Deadline, tentang perjalanan panjang proses pembuatan ‘Final Destination: Bloodlines’ yang kini sedang tayang di bioskop.
Ia menjelaskan bahwa “tidak dapat berjalan di dalam ruangan tanpa” takut mati setelah turut membuat film horor tersebut selama 25 tahun.
“Ya, itu terjadi padaku setiap hari. … Aku terlatih,” kata Craig Perry, sebagaimana dikutip dari laman Deadline.
“Itu mengerikan. Begini, itu salah satu hal yang menyenangkan dalam menggarap film-film ini, yaitu mulai membuat katalog hal-hal yang, seperti yang kamu alami di sana, yang mungkin akan muncul dalam sebuah film suatu hari nanti karena semua orang pernah mengalami momen itu,” lanjutnya.
Ia juga menjelaskan mengapa film ‘Final Destination: Bloodlines’ (2025) baru dirilis setelah 14 tahun sejak film ‘Final Destination 5’ (2011).
“Baiklah, mari kita perjelas. Ada satu hal, yaitu Covid, ada pemogokan aktor. Ada beberapa hal yang membuat jadwal menjadi lebih lama dari yang kami inginkan,” jelas Craig Perry sebagaimana dikutip dari laman Deadline.
Produser tersebut mengungkapkan bahwa proses awal pembuatan ‘Final Destination: Bloodlines’ sudah cukup lama, bahkan sebelum pandemi Covid melanda seluruh dunia.
“Kami pertama kali mulai mengembangkannya sekitar lima tahun setelah perilisan (film yang terakhir). Kami membuat versi draf yang tidak berjalan dengan baik. Ada pergantian rezim,” lanjut produser tersebut.
“Lalu, Jon Watts (penulis bersama Guy Busick dan Lori Evans Taylor) – merupakan penggemar berat ‘Final Destination’ sejak lama – datang dan berkata, “Hei, saya punya ide.” Kami seperti, “Itu akan berhasil,” imbuh Craig Perry.
“Jadi, itu memulai naskah lain, dan itu adalah proses dua tahun. Seperti yang dapat Anda bayangkan sebagai penggemar, ini sangat sulit dilakukan. Ada banyak tantangan teknis. Ada banyak bagian dan potongan, Anda harus mencari tahu bagaimana semuanya cocok. Jadi proses iterasi cukup intens untuk film-film ini. Jadi, akhirnya sekaranglah saatnya,” tuturnya.
Sebagai informasi, ‘Final Destination: Bloodlines’ diproduksi dibawah arahan sutradara Zach Lipovsky dan Adam Stein.

Poster film ‘Final Destination: Bloodlines’ (Instagram @finaldestinationmovie)
Film itu dimulai dengan sebuah peristiwa tragis yang memakan banyak korban, sama seperti kejadian dalam film waralaba sebelumnya.
Kali ini, ada sebuah kejadian saat pembukaan Skyview di tahun 1968, sebuah restoran di atas menara bergaya Space Needle.
Penonton dapat melihat kengerian itu melalui penglihatan Iris Campbell (Brec Bassinger) yang masih muda. Beberapa tahun kemudian, cucu Iris Campbell yang bernama Stefani Reyes (Kaitlyn Santa Juana), tiba-tiba memimpikan kejadian mengerikan yang ada di adegan pembuka tersebut.
Ternyata mimpi itu dikirim agar sang cucu berhubungan kembali dengan neneknya. Dari situlah sang nenek mencoba memperingatkan keluarganya tentang apa yang telah disiapkan oleh ‘Kematian’.
Apalagi ‘Kematian’ selalu mencari mereka dan kerabatnya yang merupakan korban selamat dari tragedi Skyview selama beberapa dekade.
Sejak film pertama, kisah yang menjadi daya tarik film ini adalah tidak adanya wujud dan bentuk dari tokoh jahat yang mengincar para pemeran.
Para pemeran dalam film ini dihantui oleh sosok ‘Kematian’ yang bisa tiba-tiba datang merenggut nyawa mereka. Tak peduli waktu, tempat, bagaimana ataupun bentuk kejadiannya.